Dalam kabar yang beredar tersebut, Njanka sudah tidak tahan lagi dengan karut marut yang terjadi dalam tubuh Arema. Karena itulah, pemain kelahiran 154 Maret 1975 ini akhirnya memilih hengkang. Sayang, niat Njanka itu mendapat respon negatif dari petinggi klub tersebut.
Melalui sambungan telepon, yang di-loudspeaker, salah seorang petinggi klub tersebut justru memaki-maki pemain mantan pemain Timnas Kamerun itu. Petinggi itu juga mengancam para pemain agar tidak meninggalkan Arema.
Tengara ini dibenarkan oleh salah seorang sumber bola.net di internal manajemen Arema. Menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya ini, memang sempat terjadi pertikaian antara Njanka dengan petinggi, yang juga merupakan petinggi PT Liga Indonesia itu. "Memang sempat ada pertikaian antara mereka berdua.
Yang jelas kini Njanka sudah tidak lagi bersama kita," ungkap sumber tersebut.
Sementara itu, manajemen Arema sendiri nampak enggan berkomentar mengenai kabar ini. "Sekarang saya masih ada di Jakarta. Saya belum menerima informasi apapun soal pemain, termasuk soal pemain yang mau keluar dari Arema," ujar Pelaksana Harian Arema, Abriadi Muhara, kala dihubungi.
"Yang jelas kemarin Njanka tidak bisa ikut ke Pekanbaru karena ada urusan keluarga yaitu menjemput istrinya pulang dari Prancis."
"Mohon maaf ya saya sedang terburu-buru ini, kebetulan ini sudah mau boarding," kelitnya.
Lebih lanjut, beredar kabar bahwa kepergian Njanka ini bakal membuka kran eksodus pemain. Telah menjadi rahasia umum bahwa selama ini sosok Njanka merupakan panutan di kubu Arema. Karena itulah, hengkangnya Njanka dikabarkan bakal diikuti lima sampai enam pemain lain, termasuk ujung tombak Arema, Noh Alam Shah dan pelatih Arema, Miroslav Janu. (bola/den)
