Manajemen Persik Kediri tak mau meninggalkan Liga Super Indonesia karena telah mengeluarkan banyak uang. Mereka juga meragukan kelangsungan Liga Primer Indonesia yang membebaskan dari dukungan APBD.
Sekretaris Umum Persik Barnadi menegaskan klubnya tak akan mengikuti langkah klub-klub lain yang meninggalkan Liga Super. Menurut dia keputusan tersebut mempertimbangkan banyak hal, di antaranya biaya yang telah dikeluarkan selama mengikuti Liga Super. “Kami sudah habis banyak di ISL (Liga Super), masak mau pergi begitu saja,” kata Barnadi Selasa (18/1).
Biaya yang dimaksud Barnadi adalah dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Kediri yang dikucurkan kepada tim itu. Sejak dikelola secara profesional oleh manajer tim Iwan Boedianto dan Wali Kota HA Maschut tahun 2002 silam, klub tersebut telah menyedot anggaran puluhan miliaran rupiah.
Hal itu dibenarkan juru bicara Persik Nurmuhyar. Menurutnya APBD Kota Kediri banyak tersedot untuk membiayai klub agar menjadi juara. Bahkan saat menyandang gelar juara Liga Super tahun 2006, tim ini telah menyedot dana hingga Rp 22 miliar dari APBD. “Saat itu target kita memang juara,” katanya.
Liga Primer sendiri di mata Barnadi juga belum memberikan gambaran jelas keberlangsungannya. Apalagi klub-klub yang bernaung di dalamnya sudah membebaskan diri dari dukungan APBD. “Kita lihat-lihat dulu bagaimana kelanjutan LPI nanti,” kata Barnadi.
Hingga saat ini klub tersebut masih menyandarkan biaya operasional dari APBD. Tahun 2011 ini pemerintah daerah kembali mengucurkan dana sebesar Rp 7,5 miliar kepada Persik. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan anggaran olah raga yang diterima KONI sebesar Rp 2,5 miliar. HARI TRI WASONO
17 Jan 2011
Persik Kembali Tegaskan,Tolak Main Di Liga Tarkam LPI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)