Seruan perubahan di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak hanya dilakukan oleh komunitas suporter yang datang dari berbagai daerah, grup musik Slank-pun juga menginginkan perubahan ditubuh induk organisasi sepak bola Indonesia itu.
Grup musik yang memiliki fans dengan sebutan Slanker ini demi mendapatkan respon PSSI juga turun melakukan aksi damai dengan ratusan suporter di depan Kantor PSSI, Jakarta, Selasa.
"Semuanya pengen perubahan. Kita bandingkan saja waktu Azwar Anas. Saat gagal mereka mundur dengan terhormat," kata salah satu personel Slank Ridho Hafidz di sela aksi damai di Kantor PSSI, Jakarta.
Menurut dia, saat ini dirinya maupun pecinta sepak bola Indonesia telah banyak dibodohi. Banyak aturan atau statuta FIFA yang dibelokkan oleh kepengurusan PSSI sehingga hanya menguntungkan kepengurusan saat ini.
Meski mendesak terjadinya perubahan di tubuh PSSI, kata dia, bukan berarti Slank memihak oraganisasi atau kelompok tertentu yang juga menginginkan perubahan dengan cepat.
"Kami pengen seperti ICW. Netral. Di saat bagus kita diam, saat salah dilawan," kata gitaris grup Slank itu.
Ridho menjelaskan, demi melancarkan upaya perubahan ditubuh PSSI pihaknya berencana melakukan pertemuan dengan sesama artis yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan sepak bola Indonesia.
"Akan dimulai dengan diskusi-diskusi. Rencana konser kepedulian juga akan dirancang. Yang jelas yang datang ke forum diskusi tidak boleh membawa bendera tertentu," katanya menambahkan.
Gelombang perubahan ditubuh PSSI terus bergulir seiring dengan akan dilakukannya kongres empat tahunan PSSI di Pan Pasific Nirwana Resort, Bali, 26 Maret mendatang.
Kongres yang akan memilih kepengurusan PSSI periode 2011-2015 itu hanya akan diikuti dua calon ketua umum, yaitu Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie yang merupakan pejabat kini (incumbent).
Kondisi itu membuat masyarakat pencinta bola meradang karena dua bakal calon Ketua dan Wakil Ketua Umum yang dinilai akan membawa perubahan yaitu George Toissuta dan Arifin Panigoro tidak lolos verifikasi karena terganjal aturan PSSI.
Akibat kondisi itu, banyak komunitas suporter Indonesia melakukan aksi dengan tuntutan meminta Nurdin Halid turun dari jabatannya dan tidak maju lagi pada Kongres Empat Tahunan PSSI di Bali. (antara)
Grup musik yang memiliki fans dengan sebutan Slanker ini demi mendapatkan respon PSSI juga turun melakukan aksi damai dengan ratusan suporter di depan Kantor PSSI, Jakarta, Selasa.
"Semuanya pengen perubahan. Kita bandingkan saja waktu Azwar Anas. Saat gagal mereka mundur dengan terhormat," kata salah satu personel Slank Ridho Hafidz di sela aksi damai di Kantor PSSI, Jakarta.
Menurut dia, saat ini dirinya maupun pecinta sepak bola Indonesia telah banyak dibodohi. Banyak aturan atau statuta FIFA yang dibelokkan oleh kepengurusan PSSI sehingga hanya menguntungkan kepengurusan saat ini.
Meski mendesak terjadinya perubahan di tubuh PSSI, kata dia, bukan berarti Slank memihak oraganisasi atau kelompok tertentu yang juga menginginkan perubahan dengan cepat.
"Kami pengen seperti ICW. Netral. Di saat bagus kita diam, saat salah dilawan," kata gitaris grup Slank itu.
Ridho menjelaskan, demi melancarkan upaya perubahan ditubuh PSSI pihaknya berencana melakukan pertemuan dengan sesama artis yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan sepak bola Indonesia.
"Akan dimulai dengan diskusi-diskusi. Rencana konser kepedulian juga akan dirancang. Yang jelas yang datang ke forum diskusi tidak boleh membawa bendera tertentu," katanya menambahkan.
Gelombang perubahan ditubuh PSSI terus bergulir seiring dengan akan dilakukannya kongres empat tahunan PSSI di Pan Pasific Nirwana Resort, Bali, 26 Maret mendatang.
Kongres yang akan memilih kepengurusan PSSI periode 2011-2015 itu hanya akan diikuti dua calon ketua umum, yaitu Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie yang merupakan pejabat kini (incumbent).
Kondisi itu membuat masyarakat pencinta bola meradang karena dua bakal calon Ketua dan Wakil Ketua Umum yang dinilai akan membawa perubahan yaitu George Toissuta dan Arifin Panigoro tidak lolos verifikasi karena terganjal aturan PSSI.
Akibat kondisi itu, banyak komunitas suporter Indonesia melakukan aksi dengan tuntutan meminta Nurdin Halid turun dari jabatannya dan tidak maju lagi pada Kongres Empat Tahunan PSSI di Bali. (antara)