Ketua Umum PSSI Nurdin Halid tak menyangka pencalonan kembali dirinya di bursa pemimpin organisasi sepak bola nasional itu mengundang pro dan kontra. Namun, ia berusaha memaklumi banyaknya masyarakat yang menolak pencalonan dirinya.
Nurdin mengaku sampai saat ini pun dirinya belum pernah menyatakan sebagai calon Ketua Umum PSSI. Namun, sebagian rekan-rekan memang mengusulkan dirinya kembali memimpin PSSI. Semua itu telah sesuai dengan mekanisme pencalonan.
Lantaran itu, ia pun mempertanyakan penolakan atas pencalonan tersebut. Padahal, akunya, ia dan rekan-rekan masih punya sedikit kemampuan untuk bangsa. Namun ia menilai kemampuan itu seolah-olah tak dihargai pihak yang menolak kepemimpinannya.
"Apakah kami ini sampah di masyarakat?" tanya Nurdin saat berada di Kantor Badan Liga Sepak Bola Indonesia, Jakarta, Senin (28/2). Padahal, ia bertahan di PSSI untuk harga diri dan ambisi untuk meningkatkan prestasi sepak bola nasional. Sikapnya itu bukan semata-mata untuk kepentingan atau kekuasaan pribadi.
Ayah lima putra dan satu putri itu mengaku masih banyak pihak yang mendukung kehadirannya di PSSI. Ia pun menceritakan pertemuannya dengan warga di daerah dan luar negeri. Sejumlah warga menyarankan ia untuk tawakal dan maju terus meski dizalimi.
Bahkan, tambahnya, pendukungnya di daerah pun siap bergerak mendukung PSSI dan Nurdin. Mereka ingin menyeimbangkan aksi warga yang menolak Nurdin. Namun, pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, itu meminta mereka untuk tak melakukan aksi turun ke jalan.
"Saya minta warga Indonesia tak terpecah belah karena PSSI," ujar pria yang akan berulang tahun ke-53 pada 17 November mendatang. Lantaran itu, Nurdin pun mempertanyakan aksi warga yang pro dan kontra padanya apakah sebagai idealisme ataukah korban provokasi.(metronews)
Nurdin mengaku sampai saat ini pun dirinya belum pernah menyatakan sebagai calon Ketua Umum PSSI. Namun, sebagian rekan-rekan memang mengusulkan dirinya kembali memimpin PSSI. Semua itu telah sesuai dengan mekanisme pencalonan.
Lantaran itu, ia pun mempertanyakan penolakan atas pencalonan tersebut. Padahal, akunya, ia dan rekan-rekan masih punya sedikit kemampuan untuk bangsa. Namun ia menilai kemampuan itu seolah-olah tak dihargai pihak yang menolak kepemimpinannya.
"Apakah kami ini sampah di masyarakat?" tanya Nurdin saat berada di Kantor Badan Liga Sepak Bola Indonesia, Jakarta, Senin (28/2). Padahal, ia bertahan di PSSI untuk harga diri dan ambisi untuk meningkatkan prestasi sepak bola nasional. Sikapnya itu bukan semata-mata untuk kepentingan atau kekuasaan pribadi.
Ayah lima putra dan satu putri itu mengaku masih banyak pihak yang mendukung kehadirannya di PSSI. Ia pun menceritakan pertemuannya dengan warga di daerah dan luar negeri. Sejumlah warga menyarankan ia untuk tawakal dan maju terus meski dizalimi.
Bahkan, tambahnya, pendukungnya di daerah pun siap bergerak mendukung PSSI dan Nurdin. Mereka ingin menyeimbangkan aksi warga yang menolak Nurdin. Namun, pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, itu meminta mereka untuk tak melakukan aksi turun ke jalan.
"Saya minta warga Indonesia tak terpecah belah karena PSSI," ujar pria yang akan berulang tahun ke-53 pada 17 November mendatang. Lantaran itu, Nurdin pun mempertanyakan aksi warga yang pro dan kontra padanya apakah sebagai idealisme ataukah korban provokasi.(metronews)