Wajah tampan pemain Persema Malang, Irfan Bachdim, membuat gemes ratusan mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang. Bahkan, Irfan mendapat pelukan mesra dari salah satu mahasiswi yang menjadi peserta Talk Show Dies Natalis dan Unit Olahraga (Unior cup) 2011, UIN Maliki Malang.
Acara Talk Show yang dimulai sekira pukul 10.30 WIB itu bertempat di Gedung UNIOR UIN Maliki Malang. Hadir dalam acara tersebut, selain Irfan Bachdin, juga menjadi pemateri pelatih Persema Malang Timo Scheunemann, dan kapten Persema Bima Sakti.
Usai penyampaian mater Talk Show, dari ketiga pemateri, acara dilanjutkan dengan pemberian doorprize kepada peserta. Pemberian dorprize itu diberikan kepada peserta yang tahu menjawab beberapa pertanyaan dari panitia dan juga peseta yang berani menari di atas pentas di depan tiga pemateri.
Tanpa disangka, ada tiga mahasiswi yang langsung naik ke atas pentas dan bersedia menari di depan Irfan. Melihat suasana itu, ketiga pemateri tertawa lebar melihat tarian tiga mahasiswa yang juga lihai menggoyang pinggulnya.
Karena sudah bersedia menari, pihak panitia langsung memberikan doorprize melalui Irfan yang memberikan kepada tiga mahasiswi itu. Tanpa diduga, salah satu dari ketiga mahasiswi itu, langsung memeluk tubuh Irfan di atas pentas. Seketika itu peserta dan panitia yang ada di aula tersebut kaget
.
“Wah bahaya ini kalau ketahuan pihak Rektorat,” celetuk salah satu panitia.
Salah satu mahasiswi memang terlihat lumayan lama memeluk tubuh Irfan sembari minta foto bersama. Akibatnya, setelah salah satu maasiswi itu turun dari pentas, mendapat teguran dari pihak panitia.
Salah satu panitai mengatakan, di UIN kampus berbasis Islam. “Jadi tak bisa sembarang memeluk orang yang bukan muhrimnya. Jadi, mahasiswi itu hanya mendapat teguran saja dari panita,” akunya dengan tak mau menyebutkan namanya.
Sementara itu, menanggapi hal itu Irfan Bachdim mengaku, pihaknya hanya bersikap profesional saja. “Maaf kalau itu menyalahi aturan kampus ini. Tapi saya hanya melakukan apa yang diinginkan fans saya itu. Mohon maaf kalau tadi itu keterlaluan,” kata Irfan diterjemahkan oleh moderator.
Dalam acara itu, Irfan mengaku, hingga kini, Irfan tetap bercita-cita ingin masuk timnas. “Semoga saja, dengan ketua PSSI yang baru nanti, saya bisa masuk di timnas. Saya siap membela tim Garuda,” akunya.
Selain itu, Irfan juga mengaku, bangga bisa bermain di Persema Malang yang gabung di LPI. “Karena Persema sudah tidak lagi nyusu ke APBD. Tapi sudah mandiri. Memang begitu klub yang berjuang untuk mandiri dan profesional. Semoga ke depan saya bisa bermain lagi di timnas,” katanya.
Sementara itu, Timo menyampaikan, pihaknya mendukung kepada mahasiswa yang saat ini menggeluti dunia sepakbola. “Generasi muda itu arus bangga terhadap kemampuan yang dimilikinya. Berjuanglah untuk bangsa, agar bisa main di level dunia. Itu harapan saya ke depan, Indonesia mampu menembus dunia,” harapnya.
Bima Sakti juga menyampaikan, pihaknya sudah bosan bicara kasus di PSSI saat ini. Dia hanya berharap, semoga PSSI ke depan bisa menerima klub yang ada di LPI. “Harapan saya, PSSI nanti, bisa terima kami (Persema),” harap Bima di depan ratusan mahasiswa UIN Maliki Malang itu. [ain/but]
Acara Talk Show yang dimulai sekira pukul 10.30 WIB itu bertempat di Gedung UNIOR UIN Maliki Malang. Hadir dalam acara tersebut, selain Irfan Bachdin, juga menjadi pemateri pelatih Persema Malang Timo Scheunemann, dan kapten Persema Bima Sakti.
Usai penyampaian mater Talk Show, dari ketiga pemateri, acara dilanjutkan dengan pemberian doorprize kepada peserta. Pemberian dorprize itu diberikan kepada peserta yang tahu menjawab beberapa pertanyaan dari panitia dan juga peseta yang berani menari di atas pentas di depan tiga pemateri.
Tanpa disangka, ada tiga mahasiswi yang langsung naik ke atas pentas dan bersedia menari di depan Irfan. Melihat suasana itu, ketiga pemateri tertawa lebar melihat tarian tiga mahasiswa yang juga lihai menggoyang pinggulnya.
Karena sudah bersedia menari, pihak panitia langsung memberikan doorprize melalui Irfan yang memberikan kepada tiga mahasiswi itu. Tanpa diduga, salah satu dari ketiga mahasiswi itu, langsung memeluk tubuh Irfan di atas pentas. Seketika itu peserta dan panitia yang ada di aula tersebut kaget
.
“Wah bahaya ini kalau ketahuan pihak Rektorat,” celetuk salah satu panitia.
Salah satu mahasiswi memang terlihat lumayan lama memeluk tubuh Irfan sembari minta foto bersama. Akibatnya, setelah salah satu maasiswi itu turun dari pentas, mendapat teguran dari pihak panitia.
Salah satu panitai mengatakan, di UIN kampus berbasis Islam. “Jadi tak bisa sembarang memeluk orang yang bukan muhrimnya. Jadi, mahasiswi itu hanya mendapat teguran saja dari panita,” akunya dengan tak mau menyebutkan namanya.
Sementara itu, menanggapi hal itu Irfan Bachdim mengaku, pihaknya hanya bersikap profesional saja. “Maaf kalau itu menyalahi aturan kampus ini. Tapi saya hanya melakukan apa yang diinginkan fans saya itu. Mohon maaf kalau tadi itu keterlaluan,” kata Irfan diterjemahkan oleh moderator.
Dalam acara itu, Irfan mengaku, hingga kini, Irfan tetap bercita-cita ingin masuk timnas. “Semoga saja, dengan ketua PSSI yang baru nanti, saya bisa masuk di timnas. Saya siap membela tim Garuda,” akunya.
Selain itu, Irfan juga mengaku, bangga bisa bermain di Persema Malang yang gabung di LPI. “Karena Persema sudah tidak lagi nyusu ke APBD. Tapi sudah mandiri. Memang begitu klub yang berjuang untuk mandiri dan profesional. Semoga ke depan saya bisa bermain lagi di timnas,” katanya.
Sementara itu, Timo menyampaikan, pihaknya mendukung kepada mahasiswa yang saat ini menggeluti dunia sepakbola. “Generasi muda itu arus bangga terhadap kemampuan yang dimilikinya. Berjuanglah untuk bangsa, agar bisa main di level dunia. Itu harapan saya ke depan, Indonesia mampu menembus dunia,” harapnya.
Bima Sakti juga menyampaikan, pihaknya sudah bosan bicara kasus di PSSI saat ini. Dia hanya berharap, semoga PSSI ke depan bisa menerima klub yang ada di LPI. “Harapan saya, PSSI nanti, bisa terima kami (Persema),” harap Bima di depan ratusan mahasiswa UIN Maliki Malang itu. [ain/but]