Kapten Arema Indonesia Mohamad Noh Alam Shah alias Along menegaskan seluruh pemain sudah tidak menyenangi Miroslav Janu. Pelatih asal Republik Ceko ini menurutnya gemar menyalahkan pemain jika tim Singo Edan kalah.
Pengakuan Along itu diungkapkan dalam pertemuan dengan manajemen yang diwakili Pelaksana Harian PT Arema Indonesia merangkap Asisten Manajer Arema Indonesia, Abriadi Muhara, serta seratusan Aremania, di mes pemain di Jalan Welirang, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Selasa (15/3) siang.
“Pelatih suka salahkan kami, apalagi kalau kami kalah. Terakhir kami disalahkan waktu kalah di Papua. Tapi pelatih tidak mau mengerti apa sebabnya kami kalah. Kami enggak senang dengan pelatih kami,” kata Along.
Padahal, kata penyerang asal Singapura itu, seluruh pemain sudah berusaha tampil maksimal. Pemain rajin latihan meski menanggung masalah berat berupa gaji tiga bulan yang tak kunjung dibayar. Awalnya, pemain tidak cerewet menuntut gaji dibayar sampai akhirnya kesabaran pemain habis.
Ia sempat membandingkan Janu dengan Robert Alberts. Robert dinilai sebagai pelatih yang mampu menyelami perasaan para pemain, sekaligus menjadi motivator yang ulung. Robert tak gampang menyalahkan pemain dan selalu sudi bertanggung jawab atas sebuah kegagalan.
Namun, dalam pertemuan siang itu, Along menegaskan masalah pelatih biar diurus manajemen. Yang penting saat ini pemain berlatih agar bisa tampil maksimal di LCA besok di Stadion Kanjuruhan, melawan tim Korea Selatan, Jeonbuk Hyundai Motors. “Semuanya bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Kami bersikap profesional saja,” katanya.
Along menegaskan seluruh pemain siap tampil habis-habisan melawan Jeonbuk. Ia mengaku sudah membujuk Mochammad Fakhrudin membatalkan niatnya meninggalkan Arema. Fakhrudin bersedia.
Sebelumnya, sehabis berlatih di Stadion Gajayana, Kota Malang, Senin (14/3), kinerja pemain agak melorot dalam tiga bulan terakhir. Seharusnya Janu mau memahami masalah gaji sebagai salah satu penyebab menurunnya kinerja pemain. Gara-gara masalah gaji Along dan rekannya asal Singapura, hendak mengundurkan diri, menyusul Mochammad Fakhrudin. Gelandang kiri asal Sidoarjo ini menyatakan mundur pada Senin kemarin.
niat mundur Fakhrudin, Along, dan Ridhuan membuat manajemen dan Aremania kelabakan. Pada Senin kemarin dilakukan pertemuan antara sekitar 20 Aremania dengan Abriadi, disaksikan pendiri Arema, Lucky Adrianda Zainal. Pertemuan digelar di Hotel Cakra Graha.
Pertemuan dilanjutkan di rumah kontrakan Along di perumahan Istana Dieng, Jalan Raya Timur 22. Pertemuan dimulai dari pukul 7 malam sampai sekitar 23.30 WIB. Bagai bola liar, sebanyak 16 pemain dikabarkan berancang-ancang meninggalkan Arema.
Pertemuan dilanjutkan di rumah Lucky hingga pukul 4 pagi, Selasa ini. Didapat jaminan bahwa manajemen akan membayarkan sebulan gaji pemain. “Ada permintaan dari pemain agar Janu dipecat, tapi biarlah jadi urusan manajemen. Kami bersikap profesional saja, Mas,” kata sumber yang Aremania itu.
Sang sumber bersyukur manajemen dan pemain berdamai. Jika saja tak ada kesepakatan, tim Arema bisa bubar dan Jeonbuk bakal menang telak 3-0 tanpa berkeringat.
Kesepakatan itu tertuang dalam surat pernyataan yang ditulis tangan oleh Along, yang kemudian ia teken. Abriadi, serta dua wakil Aremania, Totok Kacong dan Ghorip, turut menandatanganinya. Inti surat, pemain meminta jaminan kepada manajemen agar memastikan pembayaran gaji tepat waktu mulai 15 April mendatang. Jika manajemen gagal memenuhinya, maka pemain berhak melakukan apa pun yang menjadi keputusan pemain.
Pengakuan Along itu diungkapkan dalam pertemuan dengan manajemen yang diwakili Pelaksana Harian PT Arema Indonesia merangkap Asisten Manajer Arema Indonesia, Abriadi Muhara, serta seratusan Aremania, di mes pemain di Jalan Welirang, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Selasa (15/3) siang.
“Pelatih suka salahkan kami, apalagi kalau kami kalah. Terakhir kami disalahkan waktu kalah di Papua. Tapi pelatih tidak mau mengerti apa sebabnya kami kalah. Kami enggak senang dengan pelatih kami,” kata Along.
Padahal, kata penyerang asal Singapura itu, seluruh pemain sudah berusaha tampil maksimal. Pemain rajin latihan meski menanggung masalah berat berupa gaji tiga bulan yang tak kunjung dibayar. Awalnya, pemain tidak cerewet menuntut gaji dibayar sampai akhirnya kesabaran pemain habis.
Ia sempat membandingkan Janu dengan Robert Alberts. Robert dinilai sebagai pelatih yang mampu menyelami perasaan para pemain, sekaligus menjadi motivator yang ulung. Robert tak gampang menyalahkan pemain dan selalu sudi bertanggung jawab atas sebuah kegagalan.
Namun, dalam pertemuan siang itu, Along menegaskan masalah pelatih biar diurus manajemen. Yang penting saat ini pemain berlatih agar bisa tampil maksimal di LCA besok di Stadion Kanjuruhan, melawan tim Korea Selatan, Jeonbuk Hyundai Motors. “Semuanya bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Kami bersikap profesional saja,” katanya.
Along menegaskan seluruh pemain siap tampil habis-habisan melawan Jeonbuk. Ia mengaku sudah membujuk Mochammad Fakhrudin membatalkan niatnya meninggalkan Arema. Fakhrudin bersedia.
Sebelumnya, sehabis berlatih di Stadion Gajayana, Kota Malang, Senin (14/3), kinerja pemain agak melorot dalam tiga bulan terakhir. Seharusnya Janu mau memahami masalah gaji sebagai salah satu penyebab menurunnya kinerja pemain. Gara-gara masalah gaji Along dan rekannya asal Singapura, hendak mengundurkan diri, menyusul Mochammad Fakhrudin. Gelandang kiri asal Sidoarjo ini menyatakan mundur pada Senin kemarin.
niat mundur Fakhrudin, Along, dan Ridhuan membuat manajemen dan Aremania kelabakan. Pada Senin kemarin dilakukan pertemuan antara sekitar 20 Aremania dengan Abriadi, disaksikan pendiri Arema, Lucky Adrianda Zainal. Pertemuan digelar di Hotel Cakra Graha.
Pertemuan dilanjutkan di rumah kontrakan Along di perumahan Istana Dieng, Jalan Raya Timur 22. Pertemuan dimulai dari pukul 7 malam sampai sekitar 23.30 WIB. Bagai bola liar, sebanyak 16 pemain dikabarkan berancang-ancang meninggalkan Arema.
Pertemuan dilanjutkan di rumah Lucky hingga pukul 4 pagi, Selasa ini. Didapat jaminan bahwa manajemen akan membayarkan sebulan gaji pemain. “Ada permintaan dari pemain agar Janu dipecat, tapi biarlah jadi urusan manajemen. Kami bersikap profesional saja, Mas,” kata sumber yang Aremania itu.
Sang sumber bersyukur manajemen dan pemain berdamai. Jika saja tak ada kesepakatan, tim Arema bisa bubar dan Jeonbuk bakal menang telak 3-0 tanpa berkeringat.
Kesepakatan itu tertuang dalam surat pernyataan yang ditulis tangan oleh Along, yang kemudian ia teken. Abriadi, serta dua wakil Aremania, Totok Kacong dan Ghorip, turut menandatanganinya. Inti surat, pemain meminta jaminan kepada manajemen agar memastikan pembayaran gaji tepat waktu mulai 15 April mendatang. Jika manajemen gagal memenuhinya, maka pemain berhak melakukan apa pun yang menjadi keputusan pemain.