Premanisme kembali mencoreng wajah sepak bola Indonesia. Di tengah hingar bingarnya gelaran final Piala AFF, tindakan kekerasan terjadi pada orang-orang yang menentang bercokolnya Nurdin Halid di singgasana Ketua Umum PSSI.
Seperti dikutip dari detik, salah seorang yang memasang spanduk bertuliskan "Ganyang Nurdin" di laga final Piala AFF lalu harus menjadi korban premanisme sekumpulan orang tak dikenal.
"Spanduk itu sebenarnya telah lama berada di sektor selatan. Ketika Tim Malaysia mendapatkan pengalungan medali, spanduk kemudian kami copot dan kami keluar. Di dekat pintu keluar-masuk bus tim (Pintu Merah GBK, red), di situ juga ada teman-teman yang membentangkan spanduk anti-Nurdin. Ada spanduk saya juga. Setelah 15 menit akhirnya aksi itu selesai. Spanduk sudah digulung dan disampirkan di pundak seperti sajadah," papar Zen RS, seorang suporter pemilik spanduk itu.
"Tapi kemudian ada poster-poster yang disorot oleh kamera televisi lagi. Saya naik ke atas lagi. Berdua dengan kawan, namanya Islah. Persis di atas pintu merah, kita bentangkan sekitar 20 menit. Sambil mimpin orasi dari atas tapi tak terdengar."
"Sekitar 15-20 menit ada lima orang datang. Bubarin orang-orang yang ada di situ. Spanduk dicopot dan saya kena pukul di situ. Itu bahaya, karena saya ada di sudut dan kalau jatuh, tingginya kan 7-10 meter. Saya mendapatkan dua pukulan di leher dan di bawah bibir," paparnya.
Kemudian, Zen menambahkan, ia berlari meninggalkan para pengeroyoknya itu dan akhirnya dipisahkan oleh para polisi yang berada di tribun. Namun, ketika hendak meninggalkan tribun, ia kembali berhadapan dengan sekelompok orang lainnya.
"Ada sekitar lima orang ketika saya hendak turun, mereka mau naik ke atas. Saya dipepet lagi ke tembok. Ada yang mukul kepala--saya melindungi kepala saya. Ada polisi lagi, dan mereka pisahkan lagi," imbuhnya.
Zen sendiri tidak mengenal siapa pelaku insiden tersebut. Dia hanya tahu bahwa orang-orang tersebut memakai baju biasa, layaknya suporter lainnya dan setelah merebut spanduk-spanduk tersebut mereka terlihat masuk ke dalam pintu di dekat Pintu Merah GBK.
Sebelumnya, sempat marak tersiar kabar bahwa ada ratusan suporter bayaran yang ikut mengamankan wibawa Nurdin Halid di ajang tersebut. Suporter yang ditengarai bayaran ini biasanya berseragam kaos merah berlengan hitam. Di bagian belakang bertuliskan Indonesia dan Indonesia Satu. Di lengan kiri terpasang pita kecil berwarna kuning. Rata-rata mereka juga berwajah sangar dan kurang bersimpati dengan supporter lain.
Mereka mulai nampak sekitar pukul 16.00 WIB. Ada kesan suporter "khusus" ini diinstruksikan untuk menjaga kantor PSSI dan para pengurus yang datang. Sebab dari sore hingga pertandingan usai puluhan dari mereka tak beranjak dari depan pagar kantor PSSI.
Saat pertandingan berjalan, sebagian suporter itu menyebar ke tribun-tribun penonton. Selain itu, seperti dikutip dari JPNN, mereka juga melakukan sweeping kepada para penonton yang membawa spanduk yang isinya mengecam Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. (detik/jpnn/den)
31 Des 2010
Pendemo Anti Nurdin Halid Dihadapi Aksi Premanisme
Langganan:
Posting Komentar (Atom)