Tak ada sedikit pun ketakutan di hati Firman Utina dan kawan-kawan. Punggawa-punggawa Tim Merah Putih siap bertarung habis-habisan kontra Malaysia dalam leg pertama final Piala AFF 2010, 26 Desember. Bertarung di kandang lawan memang tak mengenakkan, mengingat tekanan dari fans tuan rumah.
Firman Utina dkk paham betul akan hal itu. Namun, semangat tak boleh patah. Sebaliknya, tekanan dan teror penonton dijadikan motivasi untuk mengalahkan tuan rumah. "Kami tidak gentar. Kami sudah terbiasa dengan itu," kata Firman Utina.
Yup! Firman benar. Boleh dibilang, semua pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia sudah banyak makan asam garam soal suporter. Firman Utina, Bambang Pamungkas, Cristian Gonazales, Zulkifli Syukur, M Nasuha, Irfan Bachdim, Maman Abdulrahman, dan lain-lain merupakan pemain inti di klubnya masing-masing. Di pentas DISL (Djarum Indonesia Super League) yang memakai format home and away, tekanan penonton jamak adanya. "Suporter kita lebih galak," kata Firman.
Jadi, tak ada yang perlu ditakutkan. Ganyang Malaysia di depan publiknya sendiri.
Masyarakat Indonesia, khususnya fans Merah Putih, memberangkatkan Firman dkk dengan satu harapan: Menang. Bila kita memetik kemenangan di Malaysia, maka pintu juara terbuka lebar. Di laga kedua 29 Desember, di mana Indonesia menjadi tuan rumah, Indonesia hanya butuh menang 1-0.
PSSI sadar, mengalahkan Harimau Malaya di depan pendukungnya tidaklah gampang. Apalagi grafik permainan tim besutan K Rajagopal tengah bagus-bagusnya. Beberapa pemain inti yang cedera sudah pulih dan tampil gemilang di laga-laga sebelumnya.
Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, memberikan atensi luar biasa. Ke Malaysia, Firman dkk diberangkatkan dengan pesawat khusus. Ini dilakukan untuk efisiensi waktu. Jika memakai jasa pesawat reguler, maka akan memakan banyak waktu. PSSI juga menyiapkan lima orang keamanan khusus untuk menjaga tim Indonesia selama berada di Malaysia.
Target Indonesia jelas juara. Rakyat Indonesia sudah lama menunggu prestasi timnas. Khusus di Piala AFF, Indonesia belum pernah juara sejak kejuaraan yang dulu bernama Piala Tiger dimulai tahun 1996 silam. Prestasi terbaik sampai runner up, 2000, 2002, dan 2004.
Maka dari itulah, tak hanya PSSI, rakyat Indonesia juga sangat mendambakan timnas kembali berjaya di kawasan Asia Tenggara.
Kita mendukung serta mendoakan Firman dkk sebelum bahkan sesudah laga. Dalam sepak bola kalah menang adalah wajar. Tapi, kali ini, pengecualiaan. Indonesia harus juara!
Berapa kans Indonesia bisa mengalahkan Malaysia? Semua bergantung kepada pemain. "Saya hanya membantu. Jika dikatakan bisa juara atau tidak, semua bergantung kepada pemain," kata Alfred Riedl, pelatih timnas.
Klop sudah persiapan Indonesia. Pelatih oke, pemain oke, PSSI oke, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur juga oke. KBRI akan membantu warga Indonesia yang ingin berangkat ke stadion untuk mendukung Firman dkk. Dikabarkan pula, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) siap memerah putihkan stadion.
Bisa jadi, koor Garuda di Dadaku yang membahan lantang di Stadon Utama Gelora Bung Karno setiap timnas berlaga, tak akan terdengar di kandang Harimau Malaya. Akan tetapi, Garuda tetap ada di dada Firman dkk. Ayo, ganyang Malaysia! (supersoccer)
21 Des 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)