Rabu (6/6)-Kamis (7/6), kepengurusan PSSI pimpinan La Nyalla dan pimpinan Djohar Arifin Husin bertemu tim investigasi AFC kali ke-2 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pada hari terakhir pertemuan, La Nyalla dan Djohar Arifin sepakat tandatangani nota kesepahaman (MoU) sebagai usaha menyelamatkan sepakbola Indonesia dari sanksi FIFA yang akan mengambil keputusan pada 15 Juni 2012.
Salah 1 butir MoU itu adalah ke-2 kubu sepakat membentuk Joint Committee (JC) yang beranggotakan 8 orang dan berasal dari perwakilan ke-2 pihak. Sebelum mencapai tugas akhirnya, gelar kongres pada 24 September 2012, JC yang bekerja di bawah tim investigasi AFC dan FIFA mengambil alih kontrol atas aktivitas PSSI.
Untuk memperjelas dan menginformasikan hasil pertemuan, termasuk MoU yang ditandatangani ke-2 kepengurusan PSSI, La Nyalla dkk agendakan jadwal menghadap Mennegpora dan KONI Pusat pada Senin (11/6).
Menurut rencana, La Nyalla akan menghadap Mennegpora Andi Mallarangeng dan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman bersama beberapa anggota lain Komite Eksekutif (Exco) PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret 2012. Di antaranya adalah Tonny Aprilani dan Hardi Hasan.
"Senin (11/6), kami rencanakan menghadap Mennegpora. Setelah bertemu Mennegpora, kami lanjutkan ke KONI Pusat. Kami akan melaporkan hasil pertemuan dengan tim investigasi AFC, termasuk MoU yang saya tandatangani bersama Djohar Arifin," jelas La Nyalla.
"Saya akan datang bersama Tonny dan Hardi. Tapi, itu belum pasti. Siapa yang siap dan bisa, itu yang akan mendampingi saya menghadap Mennegpora dan KONI Pusat," pungkas La Nyalla.
