Kisruh PSSI memasuki babak baru, Tim taks force AFC akan mempertemukan dua kubu yang berseberangan PSSI La Nyalla dan PSSI Djohar di Kuala Lumpur Malaysia 5-7 Juni 2012.
Dari kubu PSSI La Nyalla sudah menyiapkan berkas untuk kelegalan PSSI yang dipimpinnya, yaitu dengan menyurati dua badan sepak bola internasional itu dan meyakinkan keduanya untuk mengakui kepengurusan mereka.
“Harus ada legitimasi dan kami mendasarkannnya dengan Statuta PSSI pasal 31 ayat (2),” tukas La Nyalla seusai pertemuan dengan anggota PSSI versi Kongres Luar Biasa Jakarta, Minggu (3/6) malam.
Dalam pasal 31 ayat (2) Statuta PSSI dijelaskan bahwa Komite Eksekutif berhak menggelar KLB jika diminta 2/3 anggota PSSI secara tertulis. Jika tidak dikabulkan PSSI, mereka boleh menggelar sendiri atau meminta bantuan FIFA jika perlu.
Dalam KLB 18 Maret lalu, PSSI La Nyalla mengklaim telah mendapat persetujuan 426 dari 588 anggota PSSI. Di antara jumlah itu, 81 dari 101 voters diklaim hadir dan memberi dukungan saat KLB dan 76 di antaranya menandatangani surat permohonan legitimasi untuk Task Force, Minggu malam tersebut.
Dengan adanya surat ini pun, mereka kembali menegaskan tidak akan membuka pintu rekonsiliasi dengan kubu seberang. Bagi La Nyalla cs, Djohar Arifin telah kehilangan kepercayaan di mata para anggotanya sendiri yang ditandai dengan digelarkan KLB.
“Tidak ada rekonsiliasi dengan PSSIs Djohar karena dia sudah kehilangan kredibilitas di mata para anggotanya sendiri. Sekarang kami hanya akan fokus untuk mencari legitimasi,” imbuh La Nyalla.
Surat tersebut bukan hanya akan ditujukan kepada Task Force, namun juga untuk FIFA. Pasalnya, federasi sepak bola dunia itulah yang mengakui adanya dualisme kepengurusan, bukan hanya dualisme kompetisi seperti yang dinyatakan oleh AFC.